Kalau dulu nunggu kereta identiknya sama bengong, ngopi, atau scroll medsos, sekarang di Stasiun Gambir ceritanya udah beda jauh. PT KAI resmi ngegas dengan bikin E-Sport Center pertama di stasiun kereta. Resminya dibuka tanggal 28 September 2025 kemarin, spot baru ini langsung bikin Stasiun Gambir naik level jadi tempat nongkrong yang lebih kekinian dan pastinya ramah buat generasi digital.
Pembukaan ini nggak main-main, bro. KAI sekalian ngadain KAI E-Sport Tournament 2025 “Warrior’s Series”sebagai pemanasan. Game yang dilombain? Udah pasti dua judul paling hype di Indonesia: Mobile Legends: Bang Bangsama Free Fire. Total ada 3.400 peserta dari 17 kota besar di Jawa dan Sumatera yang ikutan, jadi atmosfernya udah kayak turnamen nasional beneran.
Yang bikin makin rame, ada nama-nama besar dari skena esports lokal yang hadir. Kayak Vivian alias “Mother of Tanks,” Fanny Cynthia “Funi” yang udah jadi ikon MLBB cewek, terus ada juga RRQ Banana yang fansnya bejibun, sampai Nevinne yang nongkrong di caster seat. Mereka nggak cuma datang doang, tapi juga ikutan fun match bareng tim esports KAI. Jadi vibe-nya campur: kompetisi serius tapi tetap fun dan entertain banget buat ditonton.
Bobby Rasyidin, Direktur Utama KAI, bilang kalau E-Sport Center ini memang dibikin buat ngenalin konsep baru ruang publik. Fakta menariknya, 85% penumpang kereta sekarang adalah generasi muda (Gen Y & Gen Z). Jadi daripada cuma bikin waiting room biasa, KAI coba kasih wadah yang relevan sama gaya hidup mereka. “Generasi sekarang hidup bareng teknologi dan gaming, jadi stasiun harus jadi tempat yang lebih dari sekadar transit,” katanya.
Dari sisi tren, langkah ini sebenarnya nunjukin kalau gaming udah beneran jadi mainstream di Indonesia. Kalau dulu gaming cuma ada di warnet atau event khusus, sekarang justru masuk ke ruang publik kayak stasiun kereta. Bayangin aja, abis beli tiket dan nunggu boarding, lo bisa push rank atau sekadar main fun match sambil nongkrong. Ini bikin nunggu kereta bukan lagi hal membosankan, tapi justru momen seru buat ketemu komunitas gaming lain.
Selain itu, E-Sport Center juga bisa jadi pintu baru buat regenerasi esports. Anak muda yang mungkin awalnya cuma main iseng di stasiun bisa nemuin jalannya ke kompetisi lebih serius. Apalagi ada dukungan langsung dari perusahaan besar kayak KAI, otomatis makin ngebuka peluang buat gaming dipandang sebagai kegiatan positif, bukan cuma buang-buang waktu.
Buat fans esports, Stasiun Gambir sekarang udah kayak simbol baru: transportasi modern ketemu gaya hidup digital. Dari sini kita bisa lihat gimana esports pelan-pelan jadi bagian budaya populer Indonesia. Dari mall, kampus, café, sampai sekarang stasiun kereta, gaming bener-bener udah ada di mana-mana.
Jadi lain kali kalau lo lewat Gambir, siap-siap aja denger suara caster MLBB atau liat anak-anak lagi seru-seruan di layar gede. Nunggu kereta sekarang nggak cuma soal on-time, tapi juga soal “on-game.” GG banget, kan?