Search
Close this search box.

Rekrut Editor TikTok, Strategi Baru Hollywood untuk Dekati Gen Z

"Kolaborasi dengan kreator TikTok lokal bisa membuka cara baru untuk mempromosikan film nasional — lebih dekat dengan penonton muda, lebih spontan, dan lebih otentik."

Industri film Hollywood kini bergerak semakin cepat mengikuti perubahan perilaku penontonnya. Salah satu studio besar, Lionsgate, baru-baru ini membuat langkah berani dengan merekrut editor TikTok viral untuk ikut menggarap materi promosi film-film mereka. Langkah ini bukan sekadar strategi marketing biasa, melainkan upaya serius untuk berbicara dengan bahasa generasi baru: bahasa internet dan budaya viral.

Selama ini, promosi film identik dengan trailer sinematik berdurasi dua menit atau poster berdesain mewah. Namun, di era TikTok, pola konsumsi penonton muda sudah berubah. Mereka lebih sering melihat potongan klip berdurasi 15 detik yang dikemas cepat, penuh emosi, dan relatable. Lionsgate pun membaca perubahan ini dan memutuskan untuk beradaptasi.

Melalui program kreatif baru mereka, Lionsgate menggandeng beberapa editor TikTok yang terkenal lewat karya fan edit — video remix yang sering menampilkan potongan adegan film dengan musik trendi dan gaya editing dinamis. Para editor ini kini bekerja langsung di bawah tim pemasaran studio untuk membuat konten resmi promosi film.

“Ini bukan sekadar memasarkan film, tapi soal berinteraksi dengan penonton dengan cara yang autentik,” kata salah satu eksekutif pemasaran Lionsgate dalam wawancara dengan Variety. “Generasi muda tidak mau disuguhi iklan, mereka mau diajak bicara dengan cara yang mereka pahami.”

Langkah ini sekaligus menjadi pengakuan bahwa kreator TikTok bukan lagi sekadar “penonton fanatik”, tetapi bagian penting dari ekosistem promosi modern. Para editor yang direkrut memiliki kemampuan membaca algoritma, ritme video, serta tren musik yang sedang naik daun — hal yang sulit ditiru oleh agensi iklan tradisional. Mereka tahu kapan harus memasukkan efek dramatis, bagaimana membuat transisi cepat yang memancing emosi, dan kapan menampilkan punchline visual agar video bisa viral.

Hasilnya terlihat nyata. Beberapa kampanye film terbaru Lionsgate yang melibatkan editor TikTok disebut berhasil meningkatkan engagement rate dan view-through rate secara signifikan. Bahkan, konversi penjualan tiket meningkat hingga puluhan persen di kalangan audiens muda yang melihat konten tersebut di TikTok.

Selain itu, strategi ini juga mencerminkan tren besar di Hollywood. Banyak studio kini mulai memahami bahwa media sosial bukan sekadar tempat promosi, tetapi ruang budaya yang hidup. Konten film tidak lagi berhenti di bioskop — ia bisa terus berlanjut menjadi meme, editan emosional, hingga tantangan dance di TikTok. Dan semua itu dimulai dari satu hal sederhana: memahami cara bicara generasi baru.

Meski demikian, langkah ini juga menimbulkan sejumlah pertanyaan. Apakah dengan mengejar viralitas, pesan dan nilai artistik film bisa terjaga? Sejauh mana kreator TikTok diberi kebebasan berkreasi tanpa melanggar batas citra film? Isu etika dan kompensasi pun mulai dibahas, terutama karena banyak kreator media sosial yang belum terbiasa dengan sistem kerja industri besar seperti Hollywood.

Namun terlepas dari pro dan kontra, keputusan Lionsgate ini menandai babak baru dalam pemasaran film. Dunia hiburan kini benar-benar mengakui kekuatan budaya digital dan peran komunitas kreator muda di dalamnya.

Langkah Lionsgate juga bisa jadi inspirasi bagi industri film di Indonesia. Kolaborasi dengan kreator TikTok lokal bisa membuka cara baru untuk mempromosikan film nasional — lebih dekat dengan penonton muda, lebih spontan, dan lebih otentik.

Di era ketika 15 detik video bisa mengubah arah karier seorang musisi atau membuat film lama kembali viral, tidak mengherankan jika Hollywood akhirnya berpaling pada mereka yang paling paham tentang algoritma dan kreativitas cepat: para editor TikTok.

Dengan kata lain, Lionsgate sedang membuktikan bahwa masa depan promosi film bukan lagi di billboard megah atau trailer bioskop, tapi di layar kecil yang digulir jutaan kali setiap hari.