Misi pemulangan tiga astronaut China dari stasiun luar angkasa Tiangong berakhir dengan insiden menegangkan. Kapsul Shenzhou-18 yang seharusnya membawa mereka kembali ke Bumi dilaporkan menabrak puing antariksa saat memasuki atmosfer, membuat proses pendaratan gagal total.
Menurut laporan awal dari China Manned Space Agency (CMSA), kapsul tersebut kehilangan kendali beberapa menit setelah re-entry dimulai. Dugaan sementara, tabrakan terjadi dengan serpihan logam bekas satelit cuaca yang sudah lama mengorbit di ketinggian rendah. Akibatnya, sistem navigasi kapsul rusak dan komunikasi dengan pusat kendali terputus.
Tiga astronaut di dalamnya — Ye Guangfu, Li Cong, dan Li Guangsu — hingga kini belum diketahui kondisinya. Tim penyelamat telah dikerahkan ke area gurun Gobi, lokasi yang semula direncanakan untuk pendaratan. “Kami masih berusaha menjalin kontak dan memastikan keselamatan awak,” ujar juru bicara CMSA.
Insiden ini kembali menyoroti masalah serius sampah antariksa yang makin menumpuk di orbit Bumi. Data European Space Agency (ESA) mencatat, ada lebih dari 36.000 potongan puing besar yang masih mengorbit dan berpotensi mengancam wahana luar angkasa aktif.
Padahal, misi Shenzhou-18 sebelumnya berjalan sukses selama enam bulan dengan berbagai eksperimen ilmiah di stasiun Tiangong. Tragedi ini pun jadi pengingat betapa rentannya perjalanan antariksa — bahkan bagi negara dengan teknologi secanggih China sekalipun.
Pencarian masih berlangsung, sementara dunia menanti kabar terbaru dengan satu harapan: semoga ketiga astronaut bisa segera ditemukan dan pulang dengan selamat.
