Ajang Miss Universe 2025 yang digelar di Thailand tengah diwarnai drama panas. Melissa Flores, perwakilan dari Meksiko, dilaporkan mengalami perlakuan tidak menyenangkan selama karantina dan persiapan kontes berlangsung.
Menurut laporan media hiburan Meksiko, Melissa disebut mendapat perlakuan tidak adil dibandingkan kontestan lain. Ia kabarnya dibatasi aksesnya ke fasilitas penting, termasuk area make-up dan wardrobe, serta mengalami hambatan komunikasi dengan tim pendukungnya. Beberapa sumber bahkan menyebut ada unsur diskriminasi dari pihak panitia lokal.
Kabar ini langsung jadi perbincangan hangat di media sosial, membuat Presiden Miss Universe Organization (MUO), Paula Shugart, turun tangan. Dalam pernyataan resminya, Paula menegaskan bahwa pihak MUO akan melakukan investigasi penuh terhadap insiden tersebut.
“Kami berkomitmen menjamin semua peserta diperlakukan dengan hormat dan adil. Jika ada pelanggaran terhadap nilai itu, kami akan mengambil tindakan tegas,” ujar Paula.
Sementara itu, panitia lokal di Thailand membantah tuduhan tersebut, menyebut semuanya hanyalah kesalahpahaman akibat miskomunikasi. Namun, netizen Meksiko dan fans pageant global tetap membanjiri media sosial dengan tagar #JusticeForMelissa dan #RespectMissMexico, menuntut transparansi dari MUO.
Melissa sendiri belum memberi komentar langsung, namun unggahan Instagram-nya dengan tulisan “Respect speaks louder than words” membuat publik yakin bahwa ia sedang menyindir situasi yang terjadi.
Meski belum ada kejelasan resmi, drama ini telah menodai citra glamor Miss Universe dan memunculkan pertanyaan besar: apakah ajang kecantikan paling bergengsi di dunia benar-benar menjunjung kesetaraan seperti yang mereka klaim?











