Search
Close this search box.

Studi Baru: Stres Manusia Modern Setara dengan Stres Hadapi Seekor Singa

"Para peneliti memperingatkan bahwa stres kronis ini berdampak serius pada kesehatan, termasuk gangguan tidur, penurunan imunitas, hingga risiko penyakit jantung."

Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa tingkat stres manusia modern kini mencapai level yang setara dengan respons tubuh ketika nenek moyang kita berhadapan langsung dengan seekor singa. Para ilmuwan menemukan bahwa tekanan hidup sehari-hari — mulai dari masalah pekerjaan, ekonomi, hingga tuntutan sosial — memicu sistem saraf manusia bekerja dalam mode waspada penuh seperti sedang menghadapi ancaman nyata.

Respons “fight-or-flight” yang seharusnya aktif hanya dalam situasi darurat, kini muncul hampir setiap hari. Tubuh tak mampu membedakan antara deadline yang menumpuk dengan predator yang mengintai, sehingga hormon stres seperti kortisol meningkat terus-menerus. Kondisi ini membuat manusia hidup dalam ketegangan berkepanjangan tanpa disadari.

Para peneliti memperingatkan bahwa stres kronis ini berdampak serius pada kesehatan, termasuk gangguan tidur, penurunan imunitas, hingga risiko penyakit jantung. Banyak peserta studi juga menunjukkan pola gelombang otak mirip kondisi “survival mode”, menandakan tubuh merasa sedang menghadapi bahaya meski tidak ada ancaman fisik.

Untuk mengatasi hal ini, para ahli menyarankan pengelolaan stres sederhana seperti olahraga ringan, membatasi penggunaan gadget, serta menerapkan teknik pernapasan maupun meditasi singkat. Studi ini menjadi pengingat bahwa meskipun dunia telah berubah, tubuh manusia tetap bekerja dengan mekanisme kuno — dan penting untuk memberi ruang agar pikiran tidak terus merasa dikejar “singa” yang tak terlihat.