Filipina telah menutup ribuan sekolah selama beberapa hari karena cuaca ekstrem. Cuaca panas ekstrem melanda Asia Tenggara dalam beberapa pekan terakhir menyebabkan ribuan sekolah menghentikan sementara kegiatan tatap muka dan pihak berwenang mengeluarkan peringatan kesehatan.
Banyak sekolah di Filipina tidak menggunakan AC sehingga siswa rawan kepanas di ruang kelas yang padat dan berventilasi buruk. “Mengingat perkiraan indeks panas terbaru dan pengumuman pemogokan transportasi nasional, semua sekolah negeri di seluruh negeri akan menerapkan kelas asinkron/pembelajaran jarak jauh pada 29 dan 30 April 2024.” ungkap Departemen Pendidikan negara Filipina.
Departemen Pendidikan Filipina membawahi lebih dari 47.00 sekolah di seluruh negara kepulauan tersebut. Penangguhan kelas tatap mukan ini terjadi setelah Manila mencatat suhu tertinggi mencapai 38,8 derajat Celcius pada Sabtu (27/4/24).
Kemudian, cuaca panas ini berlanjut pada hari Minggu (28/4/24) sehingga banyak orang berbondong-bondong ke pusat perbelanjaan ber-AC dan kolam renang untuk menyegarkan tubuh.
Pada bulan Maret, Apri, dan Mei biasanya menjadi bulan terpanas dan terkering sepanjang tahun di Filipina, tetapi kondisi saat ini diperburuk oleh fenomena cuaca El Nino. Suhu global mencapai rekor tertinggi tahun lalu. Badan cuaca dan iklim milik PBB pada Selasa (23/4/240 mentakan, Asia mengalami pemanasan dengan kecepatan tinggi.
Dilansir dari media lain bahwa pada Jumat (26/4/24) kemarin, gelombang panas memang sedang melanda Asia. Asia mengalami pemanasan lebih cepat dari rata-rata global. Di Bangladesh, pemerintah dengan melibatkan Orang tewa.
Indekini adalah ukuran suhu yang dirasakan denganmempertimbangkan kelembapan, kecepatan angin, dan faktor lainnya. Di seberang perbatasan di Myanmar, suhu juga melonjak diatas pada hari Rabu.
