Search
Close this search box.

Jangan Sepelekan Stres, Sebab Pintu Gerbang Penyakit!

"Secara umum, stres dapat mengganggu keseimbangan alam tubuh."

Stres merupakan penyakit mental yang tidak bisa dihindarkan oleh manusia yang bila mana tidak diobati akan berdampak signifikan pada kesehatan fisik dan mental.

Stres juga dikenal sebagai ‘silent killer’ sebab secara diam-diam menjadi pintu gerbang atau pemicu terjadinya penyakit. Zaman modern saat ini, banyak orang mengalami stres setiap harinya karena tuntutan pekerjaan atau hanya untuk bertahan hidup mencari makan.

Gagasan bahwa stres adalah penyebab segala penyakit telah mendapat perhatian besar dalam beberapa tahun terakhir. Walaupun klaim ini terkesan berlebihan, namun hubungan antara stres dan kesehatan menunjukkan bahwa memang ada hubungan mendalam antara keduanya.

Faktanya, diperkirakan hingga 90 persen seluruh kunjungan dokter berhubungan dengan stres, hal ini menunjukkan stres sebagai pemicu berbagai pemicu berbagai penyakit. Selama bertahun-tahun, penelitian semakin menunjukkan bahwa stres tidak hanya berkontribusi pada berkembangnya berbagai penyakit, tetapi juga dapat memperburuk kondisi kesehatan.

Secara umum, stres dapat mengganggu keseimbangan alam tubuh. Saat mengalami stres, tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin yang berlebih.

Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa stres dapat berkontribusi terhadap penyakit kardiovaskular dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Demikian pula, stres dapat mengganggu metabolisme glukosa, menyebabkan resistensi insulin dan peningkatan risiko diabetes tipe 2.

Selain itu, stres dapat mengubah ekspresi gen yang terlibat dalam pertumbuhan dan pembelahan sel sehingga mengarah pada perkembangan kanker. Stres telah dikaitkan dengan gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Penelitian menunjukkan bahwa stres dapat mengubah struktur dan fungsi bagian otak yang terlibat dalam regulasi emosi sehingga menyebabkan perubahan suasana hati dan perilaku dalam jangka panjang.

stres kronis telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk peningkatan kerentanan terhadap infeksi, penyembuhan luka yang lebih lambat, dan risiko gangguan autoimun yang lebih tinggi. Efek negatif ini menyoroti pentingnya mengelola stres secara efektif untuk menjaga sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, stres telah terbukti berdampak besar pada sistem pencernaan. Saat stres, mikrobioma usus terganggu, menyebabkan perubahan pencernaan, penyerapan, dan metabolisme.

Saat stres, kita sering kali beralih ke mekanisme penanggulangan yang tidak sehat, seperti makan berlebihan, merokok, atau penyalahgunaan obat-obatan terlarang yang secara signifikan dapat meningkatkan risiko terkena penyakit. Misalnya, stres dapat menyebabkan makan berlebihan dan penambahan berat badan yang dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

Begitu pula, stres juga dapat menyebabkan pola tidur yang buruk sehingga memperparah risiko penyakit kronis. Selain itu, tre juga dapat berdampak pada isolasi diri dari lingkungan sosial yang selanjutnya dapat membahayakan kesehatan mental dan fisik kita. Stres juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif otak, sehingga menyebabkan penurunan produktivitas, kehilangan memori, dan penurunan konsentrasi.

Hal ini dapat mempunyai konsekuensi yang luas, tidak hanya mempengaruhi kehidupan pribadi, tetapi juga hubungan profesional dan sosial. Begitu banyak dampak negatif dari stres, namun ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengurangi stres, yaitu mengubah perilaku dan gaya hidup, salah satunya dengan berolahraga.

Olahraga dapat meningkatkan hormon endorfin dan menurunkan hormon kortisol. Olahraga yang dilakukan misalnya yoga, tai chi, dan jogging dan masih banyak lagi. Selain itu, mandi air hangat juga dapat menurunkan stres karena dapat meregangkan otot tubuh yang kaku akibat stres. Tidur yang cukup dan menjaga pola makan seimbang juga dapat membantu mengurangi risiko terkait stres.

Selain itu, membangun hubungan sosial yang kuat, mencari dukungan sosial, dan mempraktekkan rasa syukur juga dapat membantu kita mengatasi stres dengan lebih efektif. Penelitian menunjukkan bahwa praktik mindfulnes, teknik relaksasi, dan dukungan sosial dapat membantu mengurangi dampak stres pada tubuh.

Dengan menerapkan strategi pengurangan stres dalam kehidupan sehari-hari, seseorang berpotensi menurunkan risiko terkena penyakit dan meningkatkan kualitas hidup.