Search
Close this search box.

Jati Andito Mencurahkan “Cerita Pekerja” Penuh Makna

"Perpaduan folk-punk- alternatif membawakan nuansa mentah dan nyata dengan nada gitar yang menyampaikan antara introspeksi lembut hingga urgensi tajam."

Jati Andito seorang musisi, voice over dan aktivis aktif yang sering menyuarakan tentang keresahan negeri ini di media sosialnya. Cerita Pekerja lahir dari kekecewaan yang sunyi dan empati yang lantang. 

Ditulis setelah mengobservasi secara mendalam, lagu ini mencerminkan beban emosional dari dunia kerja modern, terutama di kalangan prekariat, kelas pekerja yang semakin tergerus ketidakamanan, upah rendah, dan terus-menerus hidup dalam penghangat.

Penulis lagu, Jati Andito, telah menjalani berbagai peran kreatif dan freelance sekaligus, sambil menyaksikan teman-teman, seniman, dan pekerja sehari-hari mengalami kelelahan akibat tekanan ekspektasi yang tidak realistis di dunia yang semakin kompetitif.

Liriknya berasal dari pengalaman nyata malam-malam panjang yang larut menjadi pagi hari, kecemasan karena produktivitas tinggi, rasa puas saat istirahat, serta kehidupan pribadi yang perlahan terkikis didera beban konektivitas digital.

“Katamu semua baik-baik saja…” membuka lagu dengan sentuhan penyangkalan, sebuah ungkapan yang sering digunakan untuk membungkam ketidaknyamanan; sementara bait-bait berikutnya mengupas fasad sopan yang menyingkap inti yang meradang akibat kesepian, stres, dan kerinduan.

Bagian jembatan dan baris penutup menawarkan bisikan kolektif perlawanan: sebuah visi agar para pekerja saling menemukan satu sama lain, berbagi perjuangan sunyi mereka, dan membayangkan masa depan baru di luar sekadar bertahan hidup. “Mari kita impikan ulang masa depan” menjadi seruan untuk bermimpi bersama, bukan hanya tentang pekerjaan tetapi juga kehidupan yang lebih baik.

Secara musikalitas, Cerita Pekerja mengusung pesannya sendiri. Perpaduan folk-punk- alternatif membawakan nuansa mentah dan nyata dengan nada gitar yang menyampaikan antara introspeksi lembut hingga urgensi tajam.

Melodi-melodi itu bertahan seperti gaung pikiran setelah shift kerja yang panjang, sementara chorus menggema sebagai tangisan hening kelas pekerja yang hampir tidak pernah bisa bersuara. Untuk mereka yang masih terus berjuang; bagi mereka yang tetap melangkah meski pernah mengulang; untuk setiap tubuh kelelahan yang membalut hati penuh harapan, terjebak roda ekonomi namun masih bermimpi akan sesuatu yang lebih berarti. Kit Promosi Terlampir Jati Andito Cerita Pekerja.