Setelah 5 tahun berlalu sejak munculnya album Pikiran dan Perjalanan, Barasuara kini kembali melahirkan album baru dengan judul Jalaran Sadrah pada Jumat (12/6/24). Album ini berisikan 9 lagu yang hadir melalui Hu Shah Records.
Sebanyak 3 lagu di album Terbuang dalam Waktu, Merayakan Fana, dan Fatalis yang memenangkan piala AMI Awards 2023 untuk kategori Duo/Grup/Kolaborasi Rock Terbaik sudah diperdengarkan lebih dulu sejak 2022.
Iga Massardi (vokal, gitar) menjelaskan soal penamaan Jalaran Sadrah yang memiliki makna ‘karena pasrah’. Tajuk dipilih karena pengerjaan album ini bisa terjadi dan selesai karena ia dan rekan-rekannya pasrah.

“Kami pasrah dalam ketidakberdayaan. Dalam keputusan, dalam lemah dan kecilnya peran kita sebagai manusia yang akhirnya hanya bisa menerima takdir dan jalan-Nya,” sebut Iga tentang arti pasrah bagi mereka pada siaran persnya.
Penggarapan album itu dimulai pada Januari 2021 dalam situasi band tidak memiliki manajer ataupun label rekaman. Belum lagi saat itu pandemi sudah satu tahun melanda dunia. Keenam personel Barasuara akhirnya melakukan workshop selama seminggu di sebuah vila di Puncak, Bogor.

Proses workshop ini berlanjut pada tahap aransemen dan rekaman di berbagai studio di Jakarta. Rekaman album ini selesai di awal tahun 2024 lalu. Iaga yang masih berperan banyak dalam penulisan lirik mengangkat cerita berbagai hal kelam yang terjadi pada dunia belakangan ini. Seperti lagu Habis Terang yang menanggapi pembunuhan massal yang dilakukan Israel kepada Palestina.
“Lagu-lagu di album ini banyak menceritakan tentang kematian dalam persepsi yang beragam. Ada yang merayakan ada yang sinis, ada yang apatis, ada yang kontemplatif. Lalu ada juga lagu yang menceritakan tentang kepulangan rasa terhadap cinta yang sejati. Secara gari bear, banyak tema yang berkaitan tentang proses hidup, lahir dan menjalankannya,” ujar Iga.
Barasuara juga melibatkan beberapa sosok kolaborator di album seperti Erwin Gutawa yang mengaransemen orkestra di lagu Merayakan Fana, Terbuang dalam Waktu dan Hitam dan Biru. Kemudian Sujiwo Tejo yang ikut bernyanyi dengan bahasa Jawa di lagu Biyang.
Para personel juga sepakat, bahawa album Jalaran Sadrah adalah pertanda bahwa band yang sudah berkarir selama 12 tahun ini masih memiliki semangat yang menyala meski banyak diterpa berbagai halangan. Dengarkan seluruh materi di album Jalaran Sadrah diseluruh platform musik digital kesayangan kalian.