Politikus Donald Trump tengah menjadi sorotan setelah mengalami penembakan saat kampanye di Pennsylvania, Amerika Serikat pada Sabtu (13/7/24). Mantan Presiden Amerika Serikat ini tengah melakukan kampanye untuk mencalonkan kembali menjadi Presiden yang diusung Republik untuk pemilihan umum pada November mendatang.
Penembakan terjadi saat Trump sedang menyampaikan pidato di depan pendukungnya. Dalam video yang telah tersebar di media sosial. Pada saat Trump melakukan kampanye secara tiba-tiba terdengar suara tembakan dan kemudian Donald Trump merasakan ada sesuatu yang terjadi karena mendengar desingan dan tak lama Trump terlihat memegang telinga dan menunduk di balik podium.

Anggota Secret Service juga bergegas mengamankan Trump. Saat situasi dianggap aman, Trump muncul dari persembunyian dan nampak berdiri kemudian mengepalkan tangan. Dari kejadian ini mengalami luka di bagian telinga imbas penembakan tersebut. “Saya ditembak dengan peluru yang menembus bagian atas telinga kanan saya,” ucap Trump di media sosial.
Setelah kejadian penembakan ini Trump disebut siap mengikuti rapat Konvensi Nasional Partai Republik pekan depan di Pennsylvania. Penasihat senior kampanye Trump, Susie Wiles dan Chris LaCivita, mengatakan eks presiden itu berharap bisa hadir dalam rapat besar Republik.

Menurut laporan satu orang tewas dan dua lainnya mengalami luka serius akibat penembakan tersebut. Kemudian, pihak berwenang Amerika Serikat menyatakan sedang menyelidiki insiden penembakan di kampanye Trump. Salah satu pejabat penegak hukum mengatakan insiden akan diselidiki dengan kemungkinan percobaan pembunuhan.
Kabarnya pelaku penembakan berada di luar lokasi kampanye Trump yang mana sang penembak berada di atap bangunan di luar lokasi. Walau hingga saat ini identitas pelaku belum terungkap, pihak Biro Investigasi AS (FBI) masih memeriksa lokasi dan melakukan penyelidikan.
Dari penembakan ini sejumlah pemimpin dunia mengecam kejadian ini. Hal ini juga disampaikan oleh Perdana Menteri terpilih Inggris Keir Starmer . “Kami mengutuk segala bentuk kekerasan politik dengan sekeras-kerasnya dan kami menyampaikan harapan terbaik kami ke (calon) Presiden Trump dan keluarganya saat ini,” ucap PM Inggris. Kecaman juga datang dari Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orbian hingga Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.