Durian sering dijuluki sebagai “King of Fruit” alias raja buah di Asia Tenggara. Aromanya yang khas—buat sebagian orang wangi, buat sebagian lain menyengat—selalu jadi bahan perdebatan. Tapi di balik itu, durian punya banyak manfaat sehat sekaligus efek samping yang perlu diperhatikan.
Durian bisa jadi sumber energi instan karena kaya karbohidrat dan gula alami yang langsung memberi tenaga pada tubuh. Kandungan vitamin dan mineralnya pun cukup lengkap, mulai dari vitamin C, B kompleks, kalium, zat besi, sampai serat. Semua ini bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh, kesehatan tulang, otot, dan sistem pencernaan. Kalium dalam durian juga membantu mengatur tekanan darah sekaligus menjaga kesehatan jantung, sementara seratnya mampu menekan kadar kolesterol jahat.
Selain itu, durian juga bisa jadi mood booster alami. Kandungan triptofan di dalamnya mendukung produksi serotonin di otak, sehingga membuat suasana hati lebih baik dan tidur jadi lebih nyenyak. Ditambah lagi, kandungan antioksidannya membantu melawan radikal bebas yang bisa menyebabkan penuaan dini, sehingga tubuh tetap sehat dan bugar.
Namun, makan durian tentu ada batasnya. Karena kadar kalori dan gulanya cukup tinggi, konsumsi berlebihan bisa bikin berat badan naik dengan cepat atau memengaruhi kadar gula darah, terutama bagi penderita diabetes. Bagi sebagian orang, durian juga bisa menimbulkan rasa kembung dan panas di perut. Orang dengan hipertensi, penyakit jantung, atau masalah ginjal disarankan lebih berhati-hati, karena kandungan kalium dan lemaknya cukup tinggi. Bahkan, meski durian bisa membantu tidur, terlalu banyak mengonsumsinya justru bisa membuat tubuh terasa panas dan tidur jadi tidak nyaman.
Jadi, jawabannya sederhana: makan durian itu boleh banget, asal tidak berlebihan. Nikmati secukupnya agar bisa mendapatkan manfaat sehatnya tanpa harus menanggung efek samping yang bikin nggak nyaman.
Pecinta durian, nikmatilah sang raja buah ini dengan bijak. Karena dalam hal durian, sedikit itu nikmat, tapi kebanyakan bisa jadi masalah!