Search
Close this search box.

Erick Thohir Resmi Jadi Menpora: Olahraga & Anak Muda Siap Naik Level?

"Penunjukan Erick juga dilihat sebagai sinyal serius pemerintah buat benar-benar ngebangun olahraga. Dengan pengalaman bisnis, manajemen, dan jaringan internasionalnya, ada harapan sistem olahraga Indonesia bisa lebih transparan, profesional, dan punya standar yang jelas."

Erick Thohir resmi dilantik jadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI pada 17 September 2025. Buat yang ngikutin dunia olahraga, nama Erick jelas bukan pemain baru. Ia pernah jadi Ketua Umum PSSI, aktif di Komite Olimpiade Internasional (IOC), sampai terlibat langsung di event besar kayak Asian Games 2018. Jadi, ketika ia dipercaya pegang Menpora, ekspektasi publik langsung tinggi: bisakah Erick bikin olahraga dan kepemudaan Indonesia beneran naik kelas?

Erick sendiri bilang kalau tugas Menpora bukan cuma soal urus prestasi atlet, tapi juga gimana anak muda Indonesia bisa berkembang lebih luas dan siap bersaing global. Jadi, fokusnya nggak melulu soal medali emas atau ranking FIFA, tapi juga bikin generasi muda punya panggung, kesempatan, dan fasilitas yang lebih adil.

Tapi jalan Erick jelas nggak mulus. Dunia olahraga Indonesia masih penuh PR. Program pembinaan sering mandek, kompetisi daerah belum merata, dan banyak cabang olahraga yang kurang diperhatikan. Ditambah lagi, isu rangkap jabatan sebagai Ketum PSSI bikin sebagian orang khawatir bakal ada konflik kepentingan. Publik pengen Erick bisa adil, nggak cuma ngegas di sepak bola, tapi juga dukung cabang lain yang punya potensi besar.

Di sisi lain, penunjukan Erick juga dilihat sebagai sinyal serius pemerintah buat benar-benar ngebangun olahraga. Dengan pengalaman bisnis, manajemen, dan jaringan internasionalnya, ada harapan sistem olahraga Indonesia bisa lebih transparan, profesional, dan punya standar yang jelas. Kalau ini jalan, fasilitas bisa lebih merata, event lebih banyak, dan anak muda dapat ruang untuk nunjukin potensi mereka.

Buat generasi muda, kehadiran Erick sebagai Menpora bisa jadi momentum penting. Lebih banyak kompetisi di daerah, program kepemudaan yang bukan cuma seremonial, sampai peluang menjadikan olahraga sebagai karier nyata—semua itu bisa kebuka kalau Erick beneran komit. Sekarang tinggal tunggu bukti. Apakah Erick Thohir bisa menjawab ekspektasi besar ini? Atau justru jabatan baru ini jadi beban di tengah segunung kritik dan harapan? Satu hal yang pasti, olahraga dan pemuda Indonesia lagi butuh figur yang berani bikin perubahan nyata. Dan semua mata kini tertuju pada Erick.