Search
Close this search box.

FIFA Tengah Diskusikan Mengenai Penerapan Sanksi Rasisme Otomatis Kalah Dalam Pertandingan!

"Federasi berencana untuk mengubah rasisme menjadi pelanggaran tertentu, yang akan dimasukkan secara wajib dalam kode disiplin."

Kongres FIFA ke-74 yang berlangsung pada hari, Jumat (17/5) di Bangkok akan membahas penerapan sanksi khusus untuk kasus rasisme di lingkup sepak bola. Di mana pihak federasi sedang mengusulkan untuk kalah otomatis, jika ada laporan kasus rasisme pada pemain.

Menurut salah satu media, usulan sanksi rasisme ini merupakan satu langkah baik yang diusulkan FIFA kepada anggota federasi dan harapannya bisa disetujui pada kongres hari ini.

Diketahui, usulan yang diajukan FIFA ini bertujuan untuk mengubah rasisme menjadi pelanggaran tertentu. Di mana nantinya akan dimasukkan dalam kode disiplin masing-masing di 211 federasi anggota FIFA.

Federasi pun telah siap menampung berbagai pendapat untuk menerapkan aturan sanksi rasisme ini. Termasuk nantinya akan diberlakukan syarat yang diberlakukan untuk universal, Misalnya pemain agar melaporkan insiden rasis kepada wasit dan pembentukan tim yang bertugas memberikan saran dan pengawasan terhadap penerapan sanksi rasisme.

Inisiatif yang diterbitkan oleh FIFA dan dikirimkan ke federasi ini merupakan salah satu komitmen untuk bersatu melawan rasisme. Di mana dalam aturan ini akan ada lima pilar yang akan disepakati. Di antaranya peraturan dan sanksi, permainan di lapangan, perkara pidana, pendidikan dan postur sendi para pesepakbola.

Dalam hal peraturan dan sanksi, federasi berencana untuk mengubah rasisme menjadi pelanggaran tertentu, yang akan dimasukkan secara wajib dalam kode disiplin masing-masing 211 federasi anggota FIFA.

“Pelanggaran tersebut akan membedakan rasisme dari pelanggaran lainnya dan akan memberikan sanksi yang spesifik dan tegas terhadap semua tindakan rasis, termasuk kekalahan otomatis dalam sebuah pertandingan.” itulah usulan FIFA soal aturan sanksi rasisme.

Sementara itu, tindakan rasisme di lapangan permainan, hukumannya bisa berupa penghentian dan penangguhan pertandingan untuk sementara atau permanen. “Kami akan memperkenalkan peraturan universal, di mana para pemain akan melaporkan insiden rasis dan wasit akan memberi isyarat pelaksanaan produser tiga langkah, yang akan diwajibkan di seluruh 211 federasi anggota FIFA.” katanya.

Pilar ketiga mengusulkan kepada seluruh pengurus sepak bola dunia agar rasisme dianggap sebagai tindakan pidana di semua negara di dunia. Dan federasi mengusulkan agar rasisme dapat dituntut secara pidana dengan ketegasan yang pantas diterima.

“Semuanya, bersatu sebagai sepak bola dunia, karena kami menyadari bahwa tidak ada anak yang terlahir rasis, kami akan menciptakan dan mempromosikan inisiatif pedagogis bekerja sama dengan sekolah dan pemerintah, dengan tujuan mencapai dunia di mana rasisme tidak ada.” ucap mereka.

Federasi juga mengumumkan akan segera membentuk Tim Panel Pemain Melawan Rasisme, yang terdiri dari pensiunan pesepakbola. Di mana tim ini akan memberi nasihat tentang tindakan rasisme dan mengawasi pelaksanaannya di seluruh dunia.

Dalam surat edarannya kepada seluruh asosiasi anggotanya, FIFA menyatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, karena para pesepakbola sering menjadi korban dari tindakan rasisme ini, FIFA telah melakukan proses konsultasi menyeluruh dengan para pemain pria dan wanita di seluruh dunia. Termasuk pensiunan pesepakbola sangat mendukung adanya sanksi khusu terhadap rasisme ini.

“Waktunya telah tiba bagi sepak bola, secara universal sebagai komunitas global, untuk berkomitmen menghapuskan momok rasisme dari olahraga kita. Sepak bola bisa menjadi kebanggaan karena secara konsisten memberikan contoh bagi seluruh masyarakat dan menunjukkan seberapa besar pencapaiannya, ketika dunia bersatu demi tujuan bersama.” sebut sekretaris jenderal organisasi tersebut, Mattias Grafstrom.