Buat anak muda zaman sekarang, HP udah jadi sahabat setia yang nemenin dari bangun tidur sampai mau tidur lagi. Semua aktivitas kita nyangkut di HP—mulai dari scroll TikTok, update story IG, push rank Mobile Legends, belajar online, sampai kerjaan freelance. Tapi sering muncul dilema: mending nabung buat beli HP flagship yang harganya selangit, atau cukup dengan HP mid-range yang lebih terjangkau tapi tetap oke?
HP flagship biasanya jadi etalase teknologi tiap brand. Layar OLED terbaik, kamera setara DSLR, chipset paling kencang, fitur AI terbaru, sampai build quality yang mewah semua ditanam di seri ini. Nama-nama kayak iPhone Pro series, Samsung Galaxy S/Ultra, atau Xiaomi 14 Pro adalah contoh nyata betapa gahar dan mewahnya flagship. Di sisi lain, HP mid-range hadir sebagai opsi yang lebih ramah kantong. Walaupun tidak punya semua fitur canggih, mid-range sudah cukup buat mayoritas anak muda yang aktivitasnya berkisar pada sosmed, gaming kasual, foto-foto, dan multitasking. Contoh paling gampang adalah Samsung A series, Redmi Note series, atau Vivo V series.
Punya flagship rasanya memang beda. Desainnya premium, kameranya bisa bikin konten TikTok lo mirip hasil profesional, dan performanya bikin lo lupa apa itu nge-lag. Cocok banget buat yang suka bikin konten, vlogging, atau main game berat. Selain itu, flagship juga lebih future-proof karena bisa dipakai 3–4 tahun ke depan tanpa takut ketinggalan update. Tapi semua itu ada harganya, literally. Harga flagship bisa bikin dompet lo menjerit, apalagi kalau ditambah aksesoris orisinal yang dijual terpisah. Karena itu, beli flagship harus benar-benar sesuai kebutuhan, bukan cuma buat gaya.
Sementara itu, HP mid-range sekarang udah gila speknya. Kamera 108 MP, fast charging 67W, sampai layar AMOLED 120Hz udah sering ditemui. Bahkan ada banyak mid-range yang baterainya lebih awet daripada flagship. Buat anak muda dengan aktivitas full sehari-hari, daya tahan baterai ini justru jadi nilai plus. Ditambah lagi, dengan budget 3–6 jutaan, lo udah bisa dapat HP yang powerful buat belajar, kerja, sekaligus hiburan. Sisa uangnya pun bisa dipakai buat nabung, jajan, atau beli gadget lain kayak smartwatch.
Keputusan flagship atau mid-range sebenarnya balik lagi ke kebutuhan. Kalau lo memang content creator, sering editing video, atau kerjaan lo butuh HP super cepat, flagship bisa jadi pilihan masuk akal. Tapi kalau aktivitas lo lebih banyak scroll sosmed, chatting, nonton, dan gaming ringan, mid-range udah lebih dari cukup. Kalau lo pengen tampil stylish dan ikut tren, flagship memang punya prestige tersendiri. Tapi kalau lo lebih mikir realistis, mid-range jelas lebih aman buat kantong.
Pada akhirnya, flagship itu worth it kalau dipakai maksimal, sedangkan mid-range lebih realistis buat sebagian besar anak muda. Yang penting, jangan sampai HP jadi beban finansial. Lebih baik punya HP sesuai kebutuhan daripada harus beli flagship tapi ujung-ujungnya tiap akhir bulan makan mie instan. HP sejatinya bukan cuma soal spek atau gengsi, tapi gimana dia bisa support lo ngejalanin hari-hari dengan lancar.
Flagship atau mid-range, pilihlah yang bikin hidup lo lebih gampang, bukan lebih ribet. Karena teknologi itu mestinya bikin lo maju, bukan bikin lo pusing mikirin cicilan.