Search
Close this search box.

Kencan dengan Artis Jepang Bayar Rp65 Juta, Fans Kaget Suami Idolanya Ikut

"Kisah ini menyoroti sisi gelap dari dunia hiburan yang kerap menjual mimpi dan kedekatan semu antara idola dan penggemar. "

Sebuah kisah tak biasa sedang ramai diperbincangkan di Jepang. Seorang penggemar rela membayar ¥600.000 — setara dengan sekitar Rp65 juta — demi mendapatkan kesempatan langka: berkencan sehari penuh dengan idolanya, seorang artis bernama Touka Toozuki. Namun, alih-alih menjadi pengalaman romantis seperti yang dibayangkan, kencan itu justru berakhir dengan kejutan besar. Sang penggemar mendapati bahwa “bodyguard” yang menemani mereka sepanjang hari ternyata adalah suami sang idola.

Kisah ini bermula ketika Toozuki, seorang idol yang kini aktif di dunia hiburan underground Jepang, menawarkan paket eksklusif kepada penggemar melalui media sosialnya. Paket itu mencakup “kencan satu hari ke Disneyland” lengkap dengan tiket taman hiburan, makan bersama, sesi foto, dan pengawalan oleh seorang pria yang disebut sebagai petugas keamanan pribadi.

Seorang penggemar fanatik yang disebut media Jepang dengan nama samaran Nino, langsung mendaftar dan membayar penuh untuk pengalaman tersebut. Ia mengaku sudah menjadi penggemar Toozuki selama lebih dari empat tahun dan telah menghabiskan banyak uang untuk mendukung karier idolanya, mulai dari membeli merchandise hingga menghadiri berbagai event.

Pada hari kencan yang dijanjikan, Toozuki dan Nino menghabiskan waktu seharian di Tokyo Disneyland, ditemani oleh “bodyguard” yang mengikuti mereka dari jarak dekat. Mereka makan bersama, berfoto, dan menikmati wahana seperti pasangan sungguhan. Bagi Nino, itu adalah hari impiannya — setidaknya sampai kebenaran terungkap beberapa hari kemudian.

Setelah acara usai, Nino mendapati melalui unggahan daring bahwa pria yang disebut “bodyguard” itu bukan staf keamanan, melainkan suami sah Touka Toozuki. Fakta ini membuatnya merasa tertipu dan kecewa berat. Dalam wawancaranya dengan media lokal, ia mengaku bahwa pengalaman yang seharusnya menjadi momen bahagia berubah menjadi “pengalaman yang sangat menyakitkan dan memalukan”.

Kasus ini dengan cepat viral di media sosial Jepang dan menjadi perbincangan internasional. Banyak netizen yang mengecam tindakan Toozuki karena dianggap menipu penggemar demi keuntungan finansial. Namun, sebagian lainnya menilai bahwa kesalahan bukan sepenuhnya di pihak sang artis, melainkan pada sistem industri “idol underground” Jepang yang sering kali kabur batasnya antara interaksi profesional dan personal dengan penggemar.

Fenomena kencan berbayar seperti ini sebenarnya bukan hal baru di Jepang. Dalam dunia underground idols, banyak artis menawarkan sesi bertemu, makan, atau bahkan “date experience” kepada penggemar sebagai bentuk dukungan finansial langsung. Namun, biasanya hubungan personal idol — seperti status pernikahan — dijaga sangat rahasia untuk menjaga fantasi penggemar bahwa sang idola “masih bisa dicintai” oleh siapa pun.

Di sisi lain, Toozuki sendiri akhirnya buka suara setelah kehebohan ini memuncak. Ia menyebut bahwa dirinya tidak bermaksud menipu penggemar, dan keikutsertaan suaminya adalah bagian dari “keamanan pribadi selama acara”. Ia juga menegaskan bahwa dirinya sudah tidak lagi aktif sebagai idol penuh waktu, melainkan beralih menjadi content creator independen. Meski begitu, banyak penggemar yang merasa alasan tersebut tidak cukup untuk membenarkan tindakannya.

Kejadian ini pun memicu perdebatan luas tentang etika dalam industri idol Jepang. Para pakar budaya pop menilai bahwa sistem idol sering kali menciptakan ilusi kedekatan emosional yang sulit dibedakan antara hubungan bisnis dan hubungan pribadi. Ketika uang dan perasaan bercampur, penggemar bisa merasa dikhianati bahkan tanpa ada penipuan eksplisit.

Selain itu, peristiwa ini juga menjadi pengingat bahwa interaksi antara idol dan penggemar — terutama yang melibatkan uang dalam jumlah besar — memerlukan transparansi yang lebih tinggi. Banyak yang menyerukan agar manajemen atau pemerintah Jepang membuat aturan lebih ketat terhadap praktik kencan berbayar semacam ini, agar tidak lagi menimbulkan kekecewaan di kedua belah pihak.

Kini, Toozuki dikabarkan tengah berkonsultasi dengan pengacara untuk menghadapi tuntutan pencemaran nama baik di internet, sementara Nino mengaku masih mempertimbangkan langkah hukum karena merasa ditipu secara finansial dan emosional.

Terlepas dari bagaimana kasus ini berakhir, satu hal jelas: kisah ini menyoroti sisi gelap dari dunia hiburan yang kerap menjual mimpi dan kedekatan semu antara idola dan penggemar. Dan untuk para fans di mana pun, kasus ini menjadi pengingat penting — bahwa di balik senyum seorang idola, kadang ada realitas yang jauh dari fantasi.