Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi ungkapkan kekhawatiran mengenai sejumlah pihak pada game yang mengandung konten kekerasan yang berdampak buruk pada anak.
Budi menyebutkan pihaknya akan berusaha menertibkan ruang digital yang menjadi lingkup tugasnya. Jika memang perlu diblokir, maka pihaknya akan memblokir game yang dituding berdampak buruk tersebut. “Sama seperti konten-konten, (game) harus ada ratingnya kan. Film kan ada ratingnya, semua umur, 13, 17, game juga begitu.” sebutnya.

Disisi Lain, Budi mengimbau masyarakat untuk bijak dalam mengkonsumsi konten. Pasalnya, semua konten, termasuk game, jika dikonsumsi tidak sesuai usianya dapat memberikan dampak buruk secara psikologis.
Sebelumnya, jagat maya diramaikan oleh tudingan game mengandung konten kekerasan memberikan dampak buruk bagi anak. Pemerintah sendiri tengah merampungkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang perlindungan anak dari game online demi merespon marak kriminalitas seperti kekerasan, pornografi, pelecehan seksual, dan perundungan anak-anak akibat pengaruh game online.

“Progresnya sudah harmonisasi antara kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah sehingga tugas dan fungsi serta kewenangannya tidak tumpang tindih. Insya Allah tahun ini ditargetkan rampung.” tutur Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nahar. Pemerintah akan terus mengawasi konten atau game online yang mengandung kekerasan, termasuk kemungkinan pemblokiran game seperti Free Fire dan sejenisnya.