Kalau ngomongin kendaraan retro, rasanya kurang lengkap kalau nggak bahas komunitasnya. Di Indonesia, komunitas mobil dan motor jadul makin rame digawangi anak muda. Bukan cuma sekadar ngumpul pamer kendaraan, tapi juga jadi ruang kreatif buat sharing, nongkrong, sampai kolaborasi lintas hobi.
Di kota-kota besar kayak Jakarta, Bandung, Jogja, dan Surabaya, Sunday Morning Ride dengan motor retro udah jadi agenda rutin. Honda C70, Vespa lawas, sampai motor custom bergaya cafe racer berjejer rapi di jalanan. Bukan sekadar touring, tapi juga ajang nostalgia bareng sambil ngerasain vibe “slow ride” yang beda dari motor modern.
Sementara itu, komunitas mobil retro nggak kalah hype. VW Kodok, VW Kombi, sampai Toyota Kijang generasi pertama sering banget muncul di gathering. Parkiran kafe atau lapangan biasanya penuh dengan mobil-mobil klasik yang terawat kinclong. Dari situ lahir cerita baru, tips restorasi, sampai tukeran onderdil langka yang susah dicari.
Yang bikin komunitas ini menarik adalah vibes-nya. Anak muda datang bukan cuma bawa kendaraan, tapi juga bawa fashion, musik, bahkan karya seni. Banyak acara komunitas retro yang jadi “mini festival” karena isinya bukan hanya pamer mobil atau motor, tapi juga ada live music, bazar brand lokal, sampai workshop kecil tentang modifikasi atau restorasi.
Buat sebagian orang, gabung komunitas retro itu cara buat nemuin keluarga kedua. Ada kebanggaan tersendiri ketika kendaraan lawas mereka diapresiasi orang lain. Tapi lebih dari itu, komunitas retro juga ngajarin tentang kesabaran dan kecintaan pada detail, karena ngerawat kendaraan tua nggak semudah ngerawat motor matic baru.
Kehadiran komunitas kendaraan retro juga ngebuktiin kalau nostalgia bisa jadi lifestyle modern. Anak muda nggak sekadar pakai kendaraan retro buat jalan-jalan, tapi juga buat ekspresi diri. Outfit retro, musik klasik, dan kendaraan jadul jadi satu paket yang bikin identitas mereka makin kuat.
Nggak sedikit pula brand-brand lokal yang melirik komunitas ini buat kolaborasi. Dari merchandise komunitas, apparel retro, sampai sponsor acara. Semua ini bikin komunitas kendaraan retro makin punya tempat penting di skena anak muda Indonesia.
Beberapa komunitas retro bahkan udah punya nama besar dan eksis puluhan tahun. Volkswagen Club Indonesia (VWI)misalnya, rutin bikin jambore nasional yang ngumpulin ribuan VW Kodok, Kombi, sampai Safari. Ada juga Vespa Lovers Indonesia, komunitas yang ngebuktiin kalau motor asal Italia ini nggak pernah mati gaya, bahkan selalu jadi simbol kebebasan anak muda.
Untuk pecinta motor bebek, Komunitas Honda C70 Indonesia tersebar di banyak kota. Mereka sering bikin event touring antar-daerah, sekaligus jadi ajang tukar informasi tentang sparepart dan tips restorasi. Sementara di ranah mobil keluarga, Kijang Retro Club juga eksis sebagai wadah pecinta Toyota Kijang lawas yang dulu jadi legenda mobil sejuta umat.
Kendaraan retro memang tua, tapi semangat komunitasnya selalu muda. Di tiap knalpot berasap, di tiap deru mesin tua, ada cerita kebersamaan yang bikin anak muda betah. Komunitas ini jadi bukti kalau nostalgia bukan sekadar kenangan, tapi juga ruang buat bikin cerita baru bareng orang-orang dengan passion yang sama.
Kalau lo penasaran, coba cari info tentang komunitas retro di kota lo. Siapa tau lo nemu keluarga baru, lengkap dengan tawa, cerita, dan tentu saja kendaraan yang penuh sejarah. Karena di balik mesin tua, ada jiwa muda yang nggak pernah padam.