Search
Close this search box.

Kue Nastar Bukan Asli Indonesia?! Berikut Sejarah Nastar!

"Nastar yang sebenarnya umumnya berbentuk cake, mirip seperti roti ulang tahun yang bundar!"

Lebaran sudah tinggal seminggu lagi, pasti teman-teman sudah menyiapkan berbagai kue-kue kering yang merupakan khas dari hari raya Idul Fitri. Tapi, tahukah kalian kalo Nastar yang selalu wajib ada di Idul Fitri bukan kue asli Indonesia ?!

Kue nastar yang selalu kita makan ini merupakan kue warisan dari Belanda! Lah kok bisa? Jadi, Nastar merupakan kue kering dengan isian selai nanas ini sebenarnya adonan kuenya merupakan adonan pie bukan adonan butter cookies.

Nama nastar berasal dari bahasa Belanda yaitu ‘ananastaart’. Selai nanas tersebut dibuat dengan cara memasak buah nanas segar yang diparut yang dicampur dengan kayu manis dan cengkeh. Diaduk hingga warnanya kecoklatan dan kental agak keras teksturnya.

Karena sudah ratusan tahun dikenal di Indonesia, nastar sering dianggap kue Indonesia. Berikutnya fakta sejarah nastar yang kini jadi kue ikonik. Selain di Indonesia nastar juga populer di beberapa negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan juga Singapura.

Lalu, nastar juga ada di Inggris yang disebut dengan pineapple tart. Menurut sang penulis buku Andrea Nguyen, nastar berasal dari Portugis. Fakta ini juga ditegaskan oleh tesis Janet P. Boileau. Dalam tesis yang berjudul ‘A Culinary History of Portuguese Eurasians‘ kue tart nanas disebut ‘queijadas’. Di portugis, kue ini berupa pie yang bisa di isi keju yang kemudian muncul isian dengan kelapa dan nanas di Asia.

Ahli botani Inggris Sir Ghillean Prancis dan Mark Nesbitt mengatakan bahwa jauh sebelum dibawa ke Eropa, nanas telah didistribusikan ke seluruh dataran rendah tropis Amerika. Orang Portugis ini yang berperan membawa nanas ke seluruh negara tropis lainnya. Peneliti Collins menyebut bahwa orang Portugis juga membawa nanas ke Barat dan Timur pantai Afrika dan Madagaskar.

Cara orang-orang indonesia dalam membuat nastar sendiri diwarisi dari Belanda mengingat nastar berasal dari Belanda yaitu ‘ananastaart’. Hal ini juga dibenarkan oleh sejarawan kuliner Universitas Padjadjaran (Unpad), Fadly Rahman. Ia mengatakan bahwa kue kering seperti nastar, astengel, dan lidah kucing dikenal pada masa peralihan abad 19 ke 20.

Semakin berjalannya waktu, kue-kue kering lebaran termasuk nastar mengalami proses modifikasi bahan serta bentuk. Di Belanda, nastar umumnya berbentuk cake, mirip seperti roti ulang tahun yang bundar.

Sedangkan di Indonesia nastar berbentuk bulat dan kecil dan menjadi kue kering. “Kue kering yang dibawa ketika zaman kolonial Belanda ini awalnya dari akulturasi budaya perayaan hari besar hingga pada akhirnya mengalami modifikasi bahan dan bentuk.” ungkap Fadly. Membuat saat ini nastra memiliki beragam bentuk dan isian walaupun masih memakai adonan pie.