Tom yam, sup berkuah asam pedas ini biasanya disajikan dengan ragam seafood. Tahun 2024 ini, tom yam masuk daftar sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.
Menutup tahun 2024, UNESCO mengeluarkan daftar Warisan Budaya Tak Benda yang meliputi kuliner dari berbagai negara. Daftar Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO ini ditetapkan pada pertemuan komite UNESCO di Luque, Paraguay beberapa waktu lalu.
Setelah sake dan budaya sarapan orang Malaysia, ternyata tom yam juga masuk dalam daftarnya. Hidangan ini merupakan sup khas Thailand yang racikannya masih tradisional.
Tom yam dalam bahasa Thailand secara harfiah memiliki arti ‘mendidih’ atau ‘panas’, Bahan utama racikannya terdiri atas udang dan jamur yang dilengkapi dengan bumbu bawang putih, bawang merah, serai, kecap ikan, jahe segar, terasi, asam jawa, lengkuas, air jeruk nipis, tomat, daun jeruk, dan lainnya.
UNESCO menjelaskan bagaimana tom yam dapat masuk ke dalam daftarnya. Hal ini dikarenakan tom yam memiliki rasa yang lezat. “Kelezatan ini menggabungkan berbagai rasa, termasuk manis, asam, gurih, pedas, lembut, dan sedikit pahit,” ungkap pihak UNESCO.
Hidangan tom yam ini mewujudkan kearifan kuliner masyarakat tepi sungai Buddha di Dataran Tengah Thailand. “Juga masyarakatnya memiliki pengetahuan tradisional tentang lingkungan dan tanaman obat,” lanjut pihak UNESCO.
Tom yam berhasil masuk ke daftar Warisan Budaya Takbenda karena telah memenuhi standar yang ditetapkan UNESCO. Terdapat berbagai kriteria untuk mengajukan nominasi ke dalam daftar, di mana negara-negara mengajukannya ke UNESCO, kemudian komite bertemu untuk mengevaluasi proposal tersebut.
Selain tom yam, berikut Warisan Budaya Takbenda lain yang tercantum dalam daftar UNESCO pada 2024:
1. Pembuatan sake dengan cetakan koji (Jepang)
2. Sari buah apel Asturias (Spanyol)
3. Budaya sarapan di Malaysia
4. Kopi Arab
5. Mulgipuder (Estonia)
6. Pembuatan artisan keju minas (Brasil) 7. Attieke (Ivory Coast, Afrika)
