Investasi emang lagi booming di kalangan anak muda. Dari saham, kripto, reksadana, sampai emas digital, semuanya keliatan menjanjikan. Tapi Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, ngingetin biar jangan asal ikut tren atau cuma FOMO (fear of missing out) gara-gara lihat orang lain pamer cuan di medsos.
Menurut Purbaya, banyak anak muda yang keburu “terjun” ke instrumen investasi tanpa ngerti dasar-dasarnya. Akibatnya, alih-alih untung malah rugi besar karena nggak ngerti risiko. “Kalau mau berinvestasi di instrumen apapun, pelajari dulu instrumennya. Jangan ikut-ikutan orang, jangan FOMO,” katanya di Kompleks Istana Jakarta, Selasa (16/9/2025).
Apa maksudnya?
Purbaya mau ngasih pesan kalau investasi itu nggak sekadar taro duit terus nunggu kaya. Setiap instrumen punya karakteristik masing-masing:
- Saham bisa kasih return tinggi, tapi juga gampang anjlok kalau pasar goyah.
- Reksadana lebih aman karena dikelola profesional, tapi hasilnya nggak secepat saham.
- Kripto hype banget, tapi volatilitasnya gila-gilaan—bisa naik ratusan persen, bisa juga turun dalam semalam.
- Emas atau obligasi lebih stabil, tapi butuh kesabaran karena keuntungannya jangka panjang.
Kalau anak muda cuma ikut-ikutan tanpa analisis, bisa jadi salah pilih instrumen yang nggak sesuai dengan profil risiko atau tujuan finansialnya. Misalnya, duit buat kebutuhan sehari-hari malah dipake buat trading kripto. Kalau rugi, bisa kacau semua rencana hidup.
Purbaya juga pengen anak muda sadar kalau ilmu itu kunci. Dengan ngerti instrumennya, investor bisa lebih siap ngadepin naik-turun pasar, nggak gampang panik, dan bisa ambil keputusan yang lebih bijak. Bukan cuma ngejar tren, tapi benar-benar bikin strategi yang sesuai sama kondisi diri sendiri.
Pesan ini jadi penting karena tren investasi sekarang sering banget dibungkus dengan konten viral di medsos. Ada influencer yang pamer untung ratusan persen, padahal nggak nunjukin juga risiko besar yang mereka ambil. Itulah kenapa Menkeu wanti-wanti: jangan gampang silau sama cerita sukses orang lain.
Intinya, investasi itu bukan lomba ikut-ikutan, tapi perjalanan jangka panjang. Pahami dulu instrumennya, sesuaikan sama kebutuhan dan kemampuan, baru taruh modal. Dengan begitu, anak muda bisa tetap update tren tapi nggak jadi korban hype.











