Kamu mungkin sering dengar soal bahaya mikroplastik untuk lingkungan, tapi tahu nggak kalau partikel kecil ini juga bisa berdampak buruk buat kulit? Beberapa dokter kulit kini memperingatkan bahwa paparan mikroplastik — baik dari udara, air, maupun produk perawatan tertentu — bisa memicu berbagai masalah kulit seperti jerawat, alergi, hingga penuaan dini.
Menurut dr. Nadhira Aulia, seorang dermatolog di Jakarta, mikroplastik sering ditemukan dalam bentuk partikel halus yang digunakan di produk seperti scrub, body wash, atau bahkan makeup glitter. “Mikroplastik bisa menempel di pori-pori dan sulit dibersihkan. Lama-kelamaan bisa menyebabkan peradangan, iritasi, bahkan memicu munculnya jerawat,” jelasnya.
Masalahnya, mikroplastik berukuran sangat kecil — kurang dari 5 milimeter — sehingga mudah masuk ke lapisan kulit melalui pori terbuka atau luka kecil. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa partikel ini dapat membawa bahan kimia berbahaya seperti BPA dan ftalat, yang dikenal bisa mengganggu keseimbangan hormon dan merusak sel kulit.
Selain jerawat, paparan mikroplastik juga bisa menimbulkan reaksi alergi. “Kulit sensitif akan merespons partikel asing dengan peradangan. Gejalanya bisa berupa kemerahan, gatal, dan rasa terbakar,” kata dr. Nadhira. Dalam jangka panjang, hal ini bisa mempercepat proses penuaan kulit akibat stres oksidatif yang ditimbulkan oleh zat kimia dalam plastik.
Untuk mencegah paparan mikroplastik pada kulit, dokter menyarankan agar konsumen mulai lebih kritis dalam memilih produk perawatan. Berikut beberapa tips dari para ahli:
- Hindari produk scrub yang mengandung microbeads atau butiran plastik sintetis.
- Gunakan pembersih wajah berbahan alami seperti biji aprikot, gula, atau enzim buah.
- Rajin mencuci wajah setelah beraktivitas di luar ruangan untuk mengurangi debu dan polusi mikroplastik dari udara.
- Perbanyak konsumsi air putih dan makanan kaya antioksidan untuk menjaga daya tahan kulit.
Fenomena mikroplastik memang nggak bisa dihindari sepenuhnya, tapi kesadaran untuk memilih produk yang lebih ramah kulit dan lingkungan bisa jadi langkah awal yang penting. Kulit bukan cuma butuh perawatan, tapi juga perlindungan — dari hal sekecil partikel plastik sekali pun.











