Pangan organik pada dasarnya adalah bahan makanan yang diproduksi secara alami, tanpa menggunakan unsur kimia buatan maupun rekayasa genetika. Tak hanya terbatas pada pangan yang dihasilkan dari tumbuhan, namun juga hasil ternak.
Menurut Mayo Clinic, perbedaan utama antara pangan organik dan non-organik di antaranya ialah dalam hal penggunaan pupuk yang sama sekali tanpa bahan kimia, serta pemanfaatan metode alami untuk mengatasi masalah hama dan serangga. Selain itu juga cara-cara yang dipakai untuk mematikan atau mengendalikan gulma selalu dipilih yang alami saja.
Sementara pada ternak, kalau biasanya diberikan antibiotik, hormon pertumbuhan dan obat-obatan untuk mencegah penyakit serta memacu pertumbuhan, maka berbeda dengan ternak organik yang hanya menerima pakan organik serta menggunakan langkah-langkah pencegahan untuk membantu meminimalkan penyakit.
Karena tak kenal bahan kimia sudah tentu banyak manfaat kesehatan dari pangan organik, di antaranya:
Lebih sedikit mengandung pestisida
Pestisida adalah bahan kimia seperti halnya fungisida, herbisida dan insektisida. Jika digunakan, residunya akan tetap menempel pada makanan dan tidak bisa dihilangkan dengan proses mencuci karena bisa terserap oleh akar dan mengendap di dalam tumbuhan. Residu pestisida ini merupakan neurotoksin yang meracuni syaraf.
Lebih segar dan tahan lama
Pangan organik biasanya lebih segar dan lebih lezat rasanya. Selain itu, makanan yang dibudidayakan secara alami juga bisa bertahan lebih lama, sehingga sekaligus meminimalisasi penggunaan bahan pengawet.
Lebih bergizi
Di luar rasanya yang lebih lezat, pangan organik menurut penelitian juga lebih tinggi jumlah nutrisinya. Sebuah studi yang dilaporkan organic.org menunjukkan bahwa buah-buahan dan sayuran organik mengandung 27% lebih banyak vitamin C; 21,1% lebih banyak zat besi; 29,3% lebih banyak magnesium; 13,6% lebih banyak fosfor dan 18% lebih banyak polyphenol. Daging organik juga lebih sedikit mengandung lemak jenuh, alias lebih banyak lemak sehatnya.
Tidak mengandung antibiotik
Hewan organik tidak diberikan antibiotik, hormon pertumbuhan atau makanan buatan dari bahan sampingan/limbah. Penggunaan antibiotik dalam produksi hewan ternak pedaging akan menciptakan strain bakteri baru yang resisten terhadap antibiotik. Hal ini berarti bahwa ketika seseorang jatuh sakit karena strain ini, maka ia akan kurang merespon pengobatan antibiotik.
Tidak direkayasa secara genetika
Dengan kemajuan teknologi, rekayasa genetika untuk pangan kini sudah menjadi hal biasa demi meningkatkan produksi. Makanan organik adalah satu-satunya makanan yang bebas dari hasil persilangan.
Pertanian organik lebih ramah lingkungan.
Pertanian organik terbukti mengurangi polusi (udara, air dan tanah), menghemat air, mengurangi erosi, meningkatkan kesuburan tanah dan menggunakan lebih sedikit energi. Selain itu pertanian organik lebih baik bagi ekosistem yang berada disekitarnya.