Nama Paz Lenchantin mungkin tidak sepopuler para vokalis rock dunia, tetapi di kalangan musisi dan penggemar musik alternatif, ia adalah sosok yang dihormati dan diincar banyak band besar. Musikalitasnya yang luas, kemampuan teknis yang mumpuni, serta karakter panggung yang kuat membuatnya menjadi salah satu bassist paling dicari di dunia musik rock modern.
Lahir di Mar del Plata, Argentina, pada 12 Desember 1973, Paz pindah ke Los Angeles sejak kecil dan tumbuh di lingkungan yang sangat musikal. Ia belajar piano sejak usia lima tahun, lalu menguasai biola, gitar, hingga bass. Kombinasi kemampuan klasik dan kepekaan rock inilah yang membentuk identitas musiknya. Paz bukan hanya seorang pemain bass, tetapi juga multi-instrumentalis yang mampu mengisi berbagai peran dalam satu proyek musik.
Kariernya mulai dikenal luas pada akhir 1990-an ketika ia bergabung dengan band A Perfect Circle, proyek rock alternatif yang dibentuk oleh Billy Howerdel dan Maynard James Keenan dari Tool. Gaya bermain bass Paz yang ekspresif dan presisi membuatnya langsung menonjol. Setelah itu, ia bergabung dengan Zwan, band supergroup bentukan Billy Corgan dari The Smashing Pumpkins. Dalam waktu singkat, namanya menjadi jaminan kualitas bagi band-band besar yang ingin menambah warna dalam musik mereka.
Namun, langkah paling penting dalam kariernya terjadi ketika ia direkrut oleh Pixies pada tahun 2014, menggantikan Kim Deal yang keluar dari band legendaris itu. Sejak saat itu, Paz menjadi bagian penting dari kebangkitan Pixies di era modern. Ia terlibat dalam tiga album studio: Head Carrier (2016), Beneath the Eyrie (2019), dan Doggerel (2022). Di atas panggung, kehadirannya membawa energi baru — tenang tapi tegas, dengan gaya permainan bass yang khas dan harmonisasi vokal yang memperkaya karakter band tersebut.
Bukan hanya karena kemampuannya bermain bass, Paz Lenchantin dikenal juga karena keahliannya memainkan biola dan piano, serta kontribusinya dalam vokal latar. Fleksibilitas inilah yang membuat banyak band besar berlomba-lomba ingin bekerja sama dengannya. Di dunia musik rock, sangat jarang ada musisi yang bisa berpindah dari satu proyek besar ke proyek lainnya dengan tetap mempertahankan ciri khas dan integritas musikalnya.
Pada tahun 2024, setelah satu dekade bersama Pixies, Paz memutuskan untuk meninggalkan band dan fokus pada proyek solonya. Dalam pernyataan resmi, Pixies menyebut kepergiannya sebagai keputusan baik-baik untuk memberi ruang bagi Paz mengembangkan karya pribadi. Beberapa bulan kemudian, ia merilis album solo berjudul Triste pada Oktober 2025 — proyek yang memperlihatkan sisi lain dirinya, dengan sentuhan folk-rock dan nuansa Latin yang kuat. Album ini menegaskan bahwa Paz tidak hanya musisi pendukung, tapi juga seorang seniman dengan suara dan visi yang mandiri.
Keberhasilan Paz Lenchantin di berbagai band besar menandakan sesuatu yang lebih dari sekadar keberuntungan. Ia membuktikan bahwa posisi bassist, yang sering dianggap pendukung dalam formasi band, bisa menjadi elemen penting dalam membangun identitas musik. Banyak penggemar bahkan menyebutnya sebagai “ratu bass rock modern”, julukan yang mencerminkan pengaruhnya dalam dunia musik yang masih didominasi oleh laki-laki.
Paz juga menjadi simbol representasi perempuan di ranah rock alternatif. Ia hadir bukan karena citra atau penampilan, melainkan karena kemampuan musikal yang luar biasa. Dalam wawancara dengan beberapa media musik, Paz pernah mengatakan bahwa bermain musik baginya adalah bentuk komunikasi yang paling jujur — sebuah cara untuk menyampaikan emosi tanpa harus banyak bicara. Filosofi sederhana ini justru menjadi kekuatan yang membuatnya begitu disegani di industri.
Kini, setelah puluhan tahun berpindah dari satu band besar ke band lainnya, Paz Lenchantin tetap menjadi nama yang diincar banyak proyek rock dunia. Dengan karier yang sudah melintasi era 1990-an hingga sekarang, ia telah menjadi sosok langka: musisi yang bisa menyatu dalam berbagai gaya musik tanpa kehilangan identitasnya sendiri.
Paz Lenchantin adalah bukti bahwa di dunia musik rock, seorang bassist bisa menjadi bintang tanpa harus berada di depan. Ia adalah jiwa tenang di tengah kebisingan, fondasi yang membuat musik tetap berdiri kokoh. Dan itulah sebabnya, dari A Perfect Circle hingga Pixies, dari studio ke panggung dunia, Paz Lenchantin akan selalu menjadi musisi yang “direbut” — karena kehadirannya adalah harmoni antara teknik, rasa, dan kejujuran musikal.











