Pendarra, band pop-folk yang telah menanggalkan entitas lama dan kini melangkahkan jejak baru dalam kancah musik. Mereka kini menghadirkan album perdana mereka yang diberi nama Ode Matahari.
Album ini bukan hanya sebuah rangkuman musikal, namun juga sebuah perjalanan yang cukup emosional dengan sebuah perjalanan cerita linear yang disajikan dalam 3 bagian.
Mengawali kisah pada Chapter 1: REDUP dihadirkan dalam situasi nuansa yang terpuruk dengan atmosfer kesedihan, amarah dan keputusasaan, Pendarra memperkenalkan perjalanan pada album bagian pertama ini dengan luka dan langkah yang terseok.

Pendarra memperkenalkan perjalanan album pada bagian pertama dalam kondisi terluka dan langkah yang terseok. Digambarkan dengan situasi cahaya yang perlahan padam di sekitarnya. Para pendengar disuguhkan melodi yang mengalun dalam lagu Red Up, Terbenam, dan Lula bi Tua.
Beranjak dari keterpurukan Chapter 2: Menelusuri Gelap, Pendarra mengajak kita untuk berdamai dengan keadaan, membasuh luka dan memberanikan diri untuk menelusuri kegelapan demi mencari seberkas cahaya. Dengan nomer Di Sudut Purnama, Tetaplah Berpijar, dan Tak Henti Bersauh.
Pada bagian terakhir yaitu Chapter 3: Menyongsong Benderang. Pendarra membawa kita ke cahaya yang mulai terlihat dari kejauhan, harapan semakin kuat dan kita semua yakin bahwa cahaya akan ada di ujung jalan. Dengan lagu Bermekaran dan Mewangi, feat Dere, Perjalanan Singkat, Terbit ft Matter Halo, dan Benderang menghadirkan kepercayaan akan menemui cahaya setelah kegelapan yang begitu pekat.

Album Ode Matahari dari Pendarra tidak hanya sekedar kumpulan lagu, tetapi juga sebuah Narasi yang menggambarkan perjalanan emosional dari hidup yang redup dalam keterpurukan menuju harapan baru yang benderang.
Diproduseri oleh Esa Prakasa, album ini menampilkan sentuhan khas Pendarra yang memadukan tekstur elektronik dengan elemen musik pop-folk, rock, dan eksperimen bebunyian. Pendarra merilis album Ode Matahari pada 17 Mei 2024 lalu, dan sudah bisa dinikmati di berbagai platform musik digital.