Search
Close this search box.

Peneliti Peringatkan Tanda-Tanda ‘Kiamat’ Berawal Dari Benua Antartika!

"Studi tahun lalu menyebutkan setengah volume permukaan es di Antartika berkurang dalam 25 tahun terakhir sehingga melelahkan triliunan ton es ke permukaan laut."

Sejumlah pakar geologi memperingatkan sebuah tanda-tanda ‘kiamat’ bagi kehidupan di bumi yang terjadi dari fenomena di Benua Antartika yang disebut semakin mengkhawatirkan disebabkan pemanasan global.

Hal ini disebabkan, permukaan di Benua Antartika terus mencair di level terendah dalam tiga tahun beruntun. Ahli geologi dari Spanyol Miguel Angel de Pablo mengatakan kepada AFP bahwa kebanyakan  manusia belum menyadari betapa gawatnya fenomena es yang terus mencair di kutub selatan bumi itu.

“ Kami (para ilmuwan) sangat khawatir karena kita tidak tahu bagaimana cara mengatasinya. Semakin banyak peringatan yang kami kirim untuk membuat masyarakat sadar apa yang sedang terjadi. Seperti kami tidak didengarkan bahwa kami benar-benar khawatir.” ucap De Pablo.

Menurut sebuah laporan Pusat Data Salju dan Es Amerika Serikat (US National Snow & Ice Data Center/NSIDC) pada Rabu (28/2/24) lalu, bahwa luas Benua Antartika semakin menyusut jadi kurang dari dua juta kilometer persegi dalam tiga tahun beruntun hingga Februari tahun ini.

Februari ini menjadi puncak pencairan permukan salju di musim panas pada bagian selatan bumi. Penyusutan permukaan salju di benua itu merupakan yang terendah sejak pendataan dimulai 46 tahun silam. Permukaan es laut yang mencair ini memang tidak langsung menghasilkan dampak pada permukaan laut karena berasal dari pembekuan air garam yang sudah ada di laut.

Walau demikian, es putih itu lebih banyak menangkal panas sinar matahari ketimbang air laut yang justru menyerap panas. Kondisi itu pun semakin memperparah pemanasan global sekaligus mengekspos air tawar di daratan yang menyebabkan kenaikan air laut secara masif jika mencair.

Pada studi tahun lalu menyebutkan bahwa nyaris setengah volume permukaan es di Antartika telah berkurang dalam 25 tahun terakhir sehingga melelahkan triliunan ton es ke permukaan laut. Fenomena itu tidak hanya berdampak pada permukaan laut, tapi juga mengubah kadar garam dan suhu laut. Dari temuan sejumlah ilmuwan ini memuat menguatnya ancaman serius pemanasan global akibat efek rumah kaca dari emisi karbon yang semakin besar oleh manusia.