Hacker yang berasal dari Rusia memperoleh akses ke beberapa sistem perangkat lunak inti Microsoft dalam peretasan Januari lalu. Menurut pengakuan Microsoft pada Jumat (8/3/24) lalu, terdapat anomali lebih luas dan seriu ke dalam sistem Microsoft yang sebelumnya tidak diketahui.
Perusahaan meyakini para peretas dalam beberapa minggu terakhir menggunakan informasi yang dicuri dari sistem Microsoft. “(Peretas mengakses) beberapa repositori kode sumber dan sistem internal perusahan.” ungkap Microsoft.

Kode sumber memang kerap didambakan oleh perusahan dan mata-mata yang mencoba membobolnya. Hal ini karena terdapat rahasia program perangkat lunak yang membuatnya berfungsi. Peretas yang memiliki akses ke kode sumber dapat menggunakannya untuk serangan lanjutan pada sistem lain.
Microsoft pertama kali mengungkapkan peretasan pada Januari, beberapa hari sebelum perusahaan teknologi besar lainnya, Hewlett Packard Enterprise, mengatakan pereta yang sama telah masuk ke sistem email berbasis cloud miliknya.
Belum diketahui pasti apa tujuan dan sejauh mana peretas menyusup ke sistem inti. Namun para ahli mengatakan kelompok peretas itu bertanggung jawab mengumpulkan data intelijen dan terafiliasi Kremlin. Grup hacker ini dikatakan sebagai sosok yang berada di balik pelanggaran beberapa sistem email agen Amerika Serikat yang terungkap pada 2020. Para peretas ini telah menguasai sistem selama berbulan-bulan ke akun email yang tidak diklasifikasikan milik Kementerian Keamanan dan Keadilan Dalam Negeri. Para pejabat A mengaitkan kelompok peretas tersebut dengan dinas intelijen luar negeri Rusia. Namun Kremlin membantah terlibat dalam operasi tersebut.