Sebelum Januari berakhir, penyanyi dari Singapura Shye Renungi, memperkenalkan single terbarunya bertajuk Cecilia. Lagu ini mengulas pencarian makna hidup, mengenai manusia dan tujuannya di dunia.
Shye mengajak pendengar menghadapi rasa takut kehilangan diri sendiri di lagu ini, namun dari kenyamanan yang lagu ini berikan kepada semua pendengarnya.
Cecilia tidak hanya mewakili seseorang atau sebuah nama. Lirik-lirik yang tertuang di lagu Cecilia mengajak seolah melihat kembali perjalanan yang telah kita lalui seraya kita mencari keindahan dari hal-hal biasa di sekitar kita.

Vokal dari Shye dipandu oleh permainan gitar sepanjang lagu ini. Ia menampilkan dinamika yang indah, kadang bernyanyi sambil berbisik di bagian yang lebih tenang, sebelum ia terdengar lebih riuh. Hasilnya adalah karya serba dinamis di mana semua instrumen terdengar seperti saling berbicara untuk mengantarkan pesan di lagu ini.
“Lewat ‘Cecilia’, aku ingin menciptakan suasana seperti kita jatuh ke dalam kedalaman air secara perlahan seperti kita dalam sebuah mimpi di mana waktu merengang dan emosi mengambil alih. Lagu ini mengajak kita untuk berserah seakan kita sedang melihat cahaya meredup, namun tetap merasa aman di dalam kegelapan yang hadir,” tutur Shye.
Lewat Cecilia, Shye ingin menjelajahi ruang-ruang musik berbeda yang belum pernah ia masuki. Meski ia dikenal lewat karya-karya yang bernuansa indie-pop dengan sentuhan elektronik, Shye sewaktu remaja terinspirasi oleh berbagai genre termasuk soft grunge, post-hardore, dan shoegaze. Cecilia mewakili genre-genre itu, namun dengan sentuhan Shye yang khas.
“Aku ingin membuat sebuah tembok yang penuh dengan suara-suara yang akhirnya dapat memeluk semua pendengarnya,” ujar Shye.
Rasa ketidakpastian dan hilang arah menjadi dua hal yang menginspirasi Shye di lagu Cecilia. Shye berharap kita dapat merasakan momen penemuan diri yang khidmat lewat lagu ini.