Kalau ngomongin warisan budaya Indonesia, pencak silat pasti ada di daftar teratas. Bela diri tradisional ini bukan cuma olahraga tanding di arena, tapi juga bagian dari seni yang sarat filosofi. Gerakannya luwes, tapi bisa mematikan. Indah, tapi tetap kuat. Dan sekarang, pencak silat nggak cuma hidup di gelanggang—dia juga udah jadi bintang di layar lebar.
Beberapa tahun terakhir, pencak silat makin dikenal dunia setelah tampil di film-film Indonesia yang go international. Siapa sih yang nggak inget adegan epik di film “The Raid”? Aksi Iko Uwais dan Yayan Ruhian bikin penonton dunia melongo, karena ternyata seni bela diri asli Indonesia bisa seganas itu di film action. Setelah itu, pencak silat makin sering muncul di berbagai produksi film, bahkan sampai ke Hollywood.
Kenapa pencak silat cocok banget buat film? Karena gerakannya bukan cuma soal teknik bertarung, tapi juga punya estetika. Dalam satu adegan, silat bisa keliatan anggun kayak tarian, tapi detik berikutnya jadi brutal dan penuh tenaga. Kontras inilah yang bikin kamera jatuh cinta sama pencak silat. Apalagi kalau dibalut dengan sinematografi keren, hasilnya bisa jadi tontonan yang bikin jantung berdebar.
Tapi di balik itu semua, pencak silat tetap punya akar budaya yang kuat. Ia bukan sekadar jurus pukul tendang, melainkan juga mengandung nilai tentang keseimbangan, hormat kepada guru, dan filosofi hidup. Film kemudian jadi medium baru untuk mengenalkan silat ke generasi muda yang mungkin jarang menyaksikan pertunjukan tradisionalnya. Jadi, bukan cuma sekadar “cool” buat ditonton, tapi juga jadi cara melestarikan budaya.
Menariknya, tren ini bikin banyak anak muda makin tertarik belajar silat. Bukan cuma buat ikut tanding atau latihan fisik, tapi juga karena pengaruh film yang bikin pencak silat terlihat keren. Dari lapangan desa sampai studio film, silat membuktikan diri sebagai seni bela diri yang bisa hidup di mana aja.
Hari ini, pencak silat berdiri di dua panggung: arena pertandingan yang menonjolkan sportivitas dan teknik, serta layar lebar yang mengubahnya jadi hiburan penuh aksi. Keduanya sama-sama penting, karena bikin silat bukan cuma tradisi yang diwariskan, tapi juga bagian dari budaya pop yang bisa dinikmati semua orang.
Kalau film Indonesia bisa bikin silat mendunia, kenapa kita nggak ikut bangga dan jaga budayanya? Yuk kenalin silat ke lebih banyak orang—entah lewat nonton filmnya, bikin konten TikTok, atau bahkan ikut latihan langsung. Siapa tahu, jurus silatmu jadi next viral trend yang bikin dunia makin ngeh sama budaya Indonesia!