Dalam paskah telur menjadi simbol yang dikenal oleh masyarakat sejak dahulu. Seiring berjalannya waktu, tradisi dan simbol paskah sebenarnya telah berkembangmengikuti zaman. Walau begitu, beberapa simbol tetap bertahan sejak berabad-abad lalu. Lalu, kenapa perayaan paskah selalu identik dengan telur?
Bagi umat Kristiani, Paskah merupakan perayaan kebangkitan Kristus, tapi banyak juga tradisi Paskah yang masih berlaku saat ini justru tidak tercantum di Alkitab.Salah satunya adalah tradisi kelinci dan telur Paskah. Simbol ini konon dikenalkan ke Amerika oleh imigran Jerman yang membawa cerita tentang kelinci yang bertelur.

Meskipun Paskah adalah hari raya keagamaan, tradisi-tradisi nenek moyang atau masyarakat pagan tetap tak bisa dihilangkan. Begitu juga dengan telur Paskah, simbol ini kemungkinan besar terkait dengan tradisi pagan. Telur merupakan simbol kuno kehidupan baru, masyarakat pagan konon merayakan musim semi dengan festival yang salah satunya berisi telur.
Namun, jika dilihat dari sudut pandang Kristen, telur Paskah dikaitkan dengan kemunculan Yesus dari kubur dan kebangkitannya. Dilansir dari sebuah media Inggris, orang-orang sepanjang sejarah di seluruh dunia memberi telur pada festival musim semi sebagai tanda masuknya musim baru. Kemudian, umat Kristen yang berawal di Mesopotamia mewarnai telur Paskah mereka.

Praktik ini kemudian diadopsi oleh gereja Ortodok hingga menyebar ke Eropa Barat. Telur memang melambangkan kehidupan baru dan kelahiran kembali, dari sinilah perayaan Paskah kemudian menyerap semua tradisi ini.
Berbagai tradisi dan takhayul bermunculan seputar telur saat Paskah. Telur yang diletakkan pada hari Jumat Agung dikatakan akan berubah menjadi berlian jika disimpan selama 100 tahun. Kepercayaan lain berkaitan dengan kesuburan. Beberapa orang mengira bahwa telur yang dimasak pada hari Jumat Agung dan dimakan pada hari Paskah akan meningkatkan kesuburan dan mencegah kematian mendadak. Itulah penjelasan mengenai kenapa Paskah selalu identik dengan telur.