Search
Close this search box.

TikTok Didenda Rp15 Miliar Gara-Gara Telat Lapor Akuisisi Tokopedia

"Karena ini “kesalahan pertama” dan mereka kooperatif, KPPU kasih denda Rp15 miliar yang wajib dibayar maksimal 30 hari setelah putusan resmi."

Drama baru datang dari dunia bisnis digital Indonesia. Kali ini giliran TikTok yang kena sanksi. Bukan soal konten atau larangan musik, tapi gara-gara… telat lapor ke KPPU soal akuisisi Tokopedia. Yup, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) resmi ngehukum TikTok dengan denda Rp15 miliar.

Ceritanya gini: sejak 31 Januari 2024, TikTok resmi pegang kendali mayoritas Tokopedia, tepatnya 75,01% saham. Sisanya, 24,99% masih punya GoTo. Nah, aturan di Indonesia jelas: kalau ada akuisisi kayak gini, wajib dilaporin ke KPPU paling lambat 30 hari kerja setelahnya — alias sekitar 19 Maret 2024.

Masalahnya, TikTok baru lapor setelah lewat deadline. Lebih parah lagi, yang ngirim laporan malah entitas yang salah, bukan TikTok Nusantara (SG) Pte. Ltd. yang jadi pengambil alih resmi, melainkan TikTok Pte. Ltd. Akhirnya, KPPU ngebatalin laporan itu pada Agustus 2024 dan langsung buka penyelidikan.

KPPU sendiri menegaskan, trik bikin entitas special purpose vehicle (SPV) buat ngatur kepemilikan bisa bikin celah hukum, dan kalau dipakai salah-salah, ya bisa dianggap melanggar aturan. Meskipun merger TikTok–Tokopedia udah sempat dapat lampu hijau bersyarat sebelumnya, ternyata itu nggak otomatis bikin TikTok lolos dari urusan administratif.

Pas sidang, TikTok ngaku salah dan janji lebih hati-hati. Karena ini “kesalahan pertama” dan mereka kooperatif, KPPU kasih denda Rp15 miliar yang wajib dibayar maksimal 30 hari setelah putusan resmi.

Menurut KPPU, kasus ini jadi pengingat buat semua perusahaan: jangan main-main sama urusan administratif. Karena meskipun sepele kelihatannya, efeknya bisa jadi mahal banget kalau disepelein.

So, lesson learned: bahkan perusahaan sebesar TikTok pun bisa kena batunya cuma gara-gara telat lapor. Bayangin kalau lo telat bayar kos atau telat setor tugas, paling dimarahin aja. Kalau TikTok? Kena Rp15 miliar.