Buat anak muda, traveling itu udah bukan lagi soal liburan doang. Jalan-jalan sekarang jadi cara buat ngumpulin pengalaman, bikin konten keren, sampai healing dari drama kehidupan sehari-hari. Dari staycation murah meriah sampai solo trip keluar negeri, semua punya vibe dan cerita masing-masing.
Yang bikin traveling seru buat generasi sekarang adalah cara nikmatinnya. Bukan lagi sekadar datang ke destinasi populer, foto, lalu pulang. Anak muda lebih suka eksplor tempat hidden gem, nyobain kuliner lokal yang jarang masuk rekomendasi mainstream, sampai ngobrol sama warga setempat biar dapet feel yang lebih otentik.
Travel juga jadi bagian dari lifestyle. Banyak yang rela nabung cuma buat bisa ngejar konser idola di luar kota, camping di alam terbuka, atau nyobain pengalaman unik kayak volunteering trip. Intinya, traveling sekarang lebih ke “bikin cerita buat diri sendiri” daripada sekadar checklist destinasi.
Apalagi di era medsos, tiap perjalanan bisa jadi konten. Foto estetik buat Instagram, vlog buat YouTube, atau sekadar FYP TikTok. Tapi di balik itu semua, traveling juga ngajarin hal-hal penting: gimana ngatur budget, cara adaptasi di tempat baru, sampai belajar menghargai budaya yang berbeda.
Jadi, traveling ala anak muda itu campuran antara adventure, healing, sama self-discovery. Entah kamu tim koper atau tim backpack, intinya bukan seberapa jauh kamu pergi, tapi seberapa banyak cerita dan pengalaman yang bisa kamu bawa pulang. Karena pada akhirnya, setiap perjalanan adalah investasi memori yang gak akan pernah basi.