Search
Close this search box.

Tron: Ares Jadi Harapan Baru Disney untuk Menghidupkan Kembali Dunia Sci-Fi di Musim Dingin

"Lebih dari sekadar film aksi futuristik, Tron: Ares juga menjadi simbol eksperimen Disney dalam menggabungkan elemen klasik dan modern."

Disney tampaknya menaruh harapan besar pada proyek film terbarunya, “Tron: Ares”, untuk menjadi titik balik di tengah persaingan box office yang semakin ketat menjelang musim dingin tahun ini. Setelah beberapa rilis sebelumnya kurang memenuhi ekspektasi studio, Tron: Ares diharapkan bisa menjadi film yang kembali menarik perhatian publik lewat kombinasi teknologi futuristik, visual yang memukau, dan daya tarik nostalgia dari waralaba legendaris Tron.

Disutradarai oleh Joachim Rønning (Maleficent: Mistress of Evil, Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales), film ini menghadirkan Jared Leto sebagai karakter utama bernama Ares, sebuah program AI canggih yang berhasil menembus batas dunia digital dan memasuki dunia manusia. Konsepnya menjanjikan eksplorasi menarik tentang hubungan antara kecerdasan buatan dan kemanusiaan — tema yang terasa sangat relevan di era teknologi modern saat ini.

Dari sisi produksi, Disney tampak all-out. Tron: Ares menghadirkan kolaborasi musikal dengan duo legendaris Trent Reznor dan Atticus Ross dari Nine Inch Nails, yang dikenal lewat karya-karya atmosferik mereka di The Social Network dan Soul. Kolaborasi ini diharapkan bisa memberikan nuansa sonik yang imersif sekaligus menjaga tone khas dunia Tron yang futuristik dan gelap.

Secara visual, film ini juga digadang-gadang sebagai salah satu proyek sci-fi paling ambisius Disney dalam dekade terakhir. Dengan teknologi sinematografi dan efek visual terbaru, Tron: Ares berusaha menghadirkan pengalaman sinematik yang memadukan gaya digital minimalis khas Tron dengan nuansa dunia nyata yang lebih emosional dan kompleks.

Namun, bersama ekspektasi besar itu, muncul pula tekanan yang tidak kecil. Beberapa kritikus internasional yang telah menonton preview-nya menyebut bahwa Tron: Ares tampil spektakuler secara visual, namun agak lemah di sisi emosional. Media seperti Hindustan Times dan KSL menilai bahwa di balik semua cahaya neon dan efek futuristik, film ini masih perlu memperkuat kedalaman ceritanya agar tak hanya mengandalkan kemegahan teknis semata.

Meski begitu, Disney tampaknya tetap optimistis. Menurut laporan dari Deadline, Tron: Ares diprediksi bisa meraih pendapatan pembukaan antara US$80–90 juta secara global. Angka ini cukup signifikan, mengingat kondisi box office dunia yang masih berjuang pasca pandemi dan persaingan dari film-film besar lain seperti Titan yang akan tayang di periode sama.

Dari sisi strategi, Tron: Ares juga berperan penting sebagai “penjaga momentum” Disney sebelum deretan film besar mereka lainnya dirilis menjelang akhir tahun. Film ini diharapkan bisa mempertahankan minat penonton terhadap genre sci-fi serta memperkuat posisi studio di tengah kompetisi industri hiburan yang semakin agresif.

Lebih dari sekadar film aksi futuristik, Tron: Ares juga menjadi simbol eksperimen Disney dalam menggabungkan elemen klasik dan modern. Franchise Tron sendiri sudah lama menjadi ikon budaya pop sejak kemunculan film pertamanya pada tahun 1982, dan Tron: Legacy (2010) sempat membangkitkan kembali antusiasme dengan soundtrack legendaris Daft Punk. Kini, lewat Ares, Disney berusaha melanjutkan tradisi itu dengan pendekatan yang lebih matang dan sesuai dengan zeitgeist era AI.

Film ini dijadwalkan tayang pada musim dingin 2025, dan akan menjadi ujian besar bagi Disney — bukan hanya dari sisi finansial, tetapi juga dalam mempertahankan relevansinya di ranah film blockbuster.