Persalinan seharusnya menjadi momen penuh harapan — lahirnya kehidupan baru, disambut dengan cinta dan doa. Namun dalam film terbaru karya Charles Gozali, momen itu justru berubah menjadi mimpi buruk paling kelam. Tumbal Darah bukan sekadar film horor, tapi juga kisah tragis tentang cinta, pengorbanan, dan batas antara manusia dengan kuasa gelap.
Film produksi MAGMA Entertainment, bekerja sama dengan Wahana Kreator dan Sinemaku Pictures, ini mulai tayang di bioskop Indonesia pada 23 Oktober 2025. Sejak trailer-nya dirilis, Tumbal Darah langsung menarik perhatian penonton karena premisnya yang unik: persalinan yang berujung ritual berdarah.
Kisahnya mengikuti pasangan suami istri, Jefri (diperankan oleh Marthino Lio) dan Ella (diperankan oleh Sallum Ratu Ke). Setelah kehilangan anak pertama, keduanya berusaha membangun hidup baru meski dibayang-bayangi trauma dan tekanan ekonomi. Ketika Ella hamil lagi, harapan untuk memperbaiki segalanya mulai tumbuh — sampai suatu malam, mereka mengalami kecelakaan di jalan menuju rumah sakit dan terdampar di sebuah klinik bersalin misterius bernama Klinik Kamboja.
Awalnya, tempat itu tampak seperti penyelamat di tengah situasi genting. Namun, perlahan-lahan, mereka menyadari ada sesuatu yang sangat salah. Klinik itu ternyata menyimpan rahasia mengerikan: di balik dinding steril dan lampu operasi yang redup, berlangsung ritual gelap yang mempersembahkan darah ibu dan bayi sebagai tumbal untuk entitas gaib.
Ketegangan dibangun perlahan, dengan suasana yang semakin sesak dari menit ke menit. Kamera bergerak rapat, pencahayaan redup, dan suara detak jantung membuat penonton ikut merasakan rasa takut Ella yang harus berjuang antara hidup, mati, dan kehilangan. Dalam kondisi penuh teror, cinta dan naluri bertahan hidup menjadi satu-satunya senjata.
Charles Gozali, yang sebelumnya dikenal lewat film The Real Sangkala dan Jailangkung: Sandekala, kembali menunjukkan kemampuannya meramu horor yang bukan sekadar soal makhluk halus, tapi juga persoalan manusia. Dalam wawancara dengan media, ia menyebut Tumbal Darah sebagai “film yang lahir dari ketakutan paling dasar manusia — kehilangan orang yang dicintai.”
Selain kisah horor, film ini juga menyelipkan komentar sosial yang tajam. Ceritanya menyinggung tentang ketimpangan akses kesehatan, kemiskinan, dan bagaimana desperation dapat menjerumuskan manusia ke dalam kegelapan. Dalam konteks itu, Tumbal Darah terasa relevan — sebuah refleksi bahwa terkadang kejahatan tidak datang dari setan, tapi dari keputusan manusia yang terpojok.
Penampilan Marthino Lio mendapat banyak pujian. Ia berhasil menampilkan emosi ayah yang tertekan dan kehilangan arah, tanpa kehilangan sisi kemanusiaannya. Sementara Sallum Ratu Ke tampil memukau sebagai ibu yang berada di ambang hidup dan mati, menghadapi ketakutan paling purba seorang perempuan: melahirkan dalam bahaya.
Film ini juga didukung oleh Donny Alamsyah, Agla Artalidia, dan Aksara Dena, yang masing-masing memberi warna pada misteri di balik Klinik Kamboja. Sinematografi film ini digarap dengan detail — lorong sempit, darah, dan simbol-simbol ritual disajikan bukan untuk sekadar menakuti, tapi juga membangun suasana yang menekan dan menyesakkan.
Penayangan awal film di beberapa kota mendapat sambutan luar biasa. Penonton banyak memuji film ini bukan hanya karena efek kejut dan visualnya, tapi juga karena lapisan emosional di baliknya. “Film ini bikin merinding sekaligus merenung,” tulis salah satu penonton di media sosial.
Meski beberapa kritikus menyebut bahwa bagian akhir film terasa agak berlebihan, Tumbal Darah tetap dianggap sebagai salah satu film horor Indonesia paling berani tahun ini — brutal tapi bermakna, menyeramkan tapi juga menyentuh sisi emosional.
Dengan durasi sekitar dua jam, Tumbal Darah membawa penonton pada perjalanan kelam tentang cinta, kehilangan, dan batas antara kehidupan dan kematian. Di balik darah dan jeritan, film ini menyimpan pesan mendalam: bahwa kadang, pengorbanan yang salah bisa berubah menjadi kutukan.
Film ini bukan untuk yang lemah hati, tapi bagi pecinta horor sejati — Tumbal Darah adalah tontonan wajib.











